Learn and Share your Electrical-Power Knowledge

Menjadi Seorang Engineer Hebat, Sulitkah? (bagian akhir)

Setetes Motivasi untuk para Engineer Muda (Bagian – 2 dari 2)

Pada pembahasan sebelumnya, kita mengenal bagaimana bersikap dan bekerja di tahap Substransient yang kira – kira membutuhkan waktu 1 – 3 tahun, dan apa saja yang harus kita lakukan pada fasa tersebut. Maka di kesempatan ini, kita akan coba membahas fase – fase selanjutnya.

Tahap 2; Fase Transient 1 – 2 tahun.

Tahap 2 kami namakan fasa transient, setelah seorang Engineer tersebut menghadapi fase substransient. Mengapa membutuhkan waktu 1 – 2 tahun? Karena pada fasa ini teman – teman sudah belajar cukup keras di tahap substransient. Namun, fasa transient ini lebih menekankan bagaimana teman – teman menggali lagi aplikasi code dan standard yang sudah dipelajari secara sederhana. Istilah sederhana memang akan bersifat relatif bagi beberapa orang, karena di fase ini, pengambilan keputusan sangat minim dilakukan teman – teman. Lima (5) tahun menjalani profesi sebagai Engineer muda di Perusahaan/ industri, ranah tanggung jawab dari Pemimpin kepada bawahan (Engineer) mungkin masih memiliki cakupan kecil, sehingga sebuah keputusan tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab di tangan seorang Engineer. tetapi, hal tersebut juga mungkin akan berbeda tingkat tanggung jawabnya, tergantung dari jenis dan level Perusahaannya/ industrinya.

www. pixabay.com – Power Plant

Dalam fasa ini kita akan berlatih, dimana pada suatu kondisi tertentu, teman – teman mungkin diminta untuk mengambil sebuah keputusan yang critical, terhadap suatu masalah di Perusahaan yang mungkin akibatnya bisa membuat proses produksi terhenti. Dalam fasa transient ini teman – teman harus belajar dan siap untuk menghadapinya, meski hal tersebut tidak menjadi tanggung jawab sepenuhnya. Lalu apa yang harus dilakukan teman – teman ? Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  1. Tingkatkan hubungan baik dengan rekan – rekan kerja. Terutama team yang ada di lapangan. Karena ada pelajaran penting ketika kita belajar dari pengalaman di lapangan. Kalau teori bisa didapatkan dengan membaca literatur, tetapi pengalaman hanya akan didapatkan dari bekerja di lapangan.
  2. Pahami code dan standard. Pada fase ini tentunya teman – teman harus sudah bisa memahami code dan standard, bagaimana aplikasinya, dan minimal teman – teman dapat menghafal nomor standard yang sudah dikumpulkan.
  3. Mulai menulis report teknis (technical report) yang sudah mencakup rekomendasi ke team lain. Jenis report ini bukan dokumen yang biasa, yang tidak hanya  menggabungkan kemampuan Bahasa inggris, tetapi juga intuisi bagaimana menggambarkan suatu masalah dengan bahasa yang runut dan praktis. Untuk membuat laporan teknis yang baik, teman – teman tentunya harus berlatih, maka jika Perusahaan menyediakan pelatihan bagaimana cara menulis laporan teknis, ikutlah dengan semangat.
  4. Ciptakan jaringan (technical network). Inilah point yang penting pada fasa ini. Networking ke orang – orang lain, tertuma teman – teman vendor sangatlah membantu dalam mendukung profesi. Jangan sungkan untuk meminta kartu nama, atau memberikan kartu nama. Hadirilah seminar – seminar teknis baik online maupun offline. Dalam hal ini sebagai contoh adalah Pameran Elektro di Indonesia yang diadakan rutin. Teman – teman bisa mencarinya di internet untuk informasi lebih rinci.
  5. Presentasi laporan. Kemampuan ini tentunya tidak secara instan didapatan. Perlu banyak latihan dan keberanian. Namun,yang menjadi modal yang penting untuk mampu menyampaikan presentasi ini adalah berani dan percaya diri. Mulailah dengan presentasi di dalam team kecil kemudian lanjutkan dengan mengikuti forum – forum nasional bahkan internasional.

Tahap 3; Fasa Steady State

Pada fasa ini, teman – teman berada pada kemampuan kontribusi secara maksimal di Perusahaan. Kemampuan memahami pekerjaan di lapangan, kemampuan analisis, mengukur parameter sesuai dengan code dan standard, membuat laporan teknis, bahkan memberikan presentasi teknis pada suatu masalah akan menjadi keseharian. Tidak ada batasan waktu dalam fasa ini. Karena fasa ini teman – teman akan terus mengasah kemampuan analisis dan fasa ini tidak akan berhenti sampai teman – teman mengakhiri profesi tersebut. Namun, yang penting pada tahap ini adalah konsistensi dalam belajar dan terus belajar tanpa berpuas diri. Mengembangkan network sangat menguntungkan pada fasa ini. Jadikan vendor dan kontraktor sebagai “rekan kerja” yang berada di balik layar. Mereka tentunya memiliki lebih banyak pengalaman dan level detail yang lebih baik. Maka, bersahabatlah dengan mereka sebanyak- banyaknya dan sebaik-baiknya serta ciptakan simbiosis mutualisme diantara mereka.

www. pixabay.com – Pembangkit Tenaga Nuklir – Menara Pendingin

Fasa ini sebenarnya juga merupakan momen yang bisa menghasilkan sebuah keputusan besar. Ketika seseorang sudah merasa memberikan secara maksimal seluruh kemampuannya, maka kemungkinan perasaan untuk mendapatkan tantangan baru akan muncul. Keputusan untuk berpindah ke Perusahaan mungkin akan menjadi pertimbangan. Namun, dalam artikel ini, kami ingin menyampaikan bahwa tetaplah menjadi seorang Engineer yang professional dengan mengasah kemampuan analisis yang nanti nya bisa bermanfaat bagi semua.

Fase – fase di atas bukanlah sebuah gambaran yang mutlak. Perjalanan tersebut merupakan gambaran sebuah kurva pembelajaran (learning curve) bagi seorang Engineer. Learning curve tersebut akan berbeda – beda periodenya dan tentunya hasilnya pun akan berbeda – beda juga, mengapa? Variable yang terlibat sangatlah banyak. Namun, ada satu variabel yang bisa kita kontrol dan variabel ini yang bisa mempengaruhi variabel – variabel lain. Apakah itu ? Ya, diri sendiri. Semangat seseorang yang lebih dominan akan mempengaruhi hasil yang didapat nantinya, meskipun dalam proses tersebut, lingkungan kurang mendukung.

Akhir dalam artikel ini, kami ingin menyampaikan bahwa jadilah seorang Engineer yang professional. Cintai profesi teman – teman, sehingga dalam setiap proses belajar dan memberikan manfaat kepada yang lain, dapat dinikmati dengan baik. Kami yakin, ini tidak hanya berlaku pada profesi seorang Engineer; bahkan bagi seorang operator, teknisi, sales, helper, atau apapun itu, bekerjalah dengan profesional dengan terus mengasah kemampuan teknis di setiap profesinya. Sehingga, nilai – nilai yang baik dari diri kita, dapat meningkatkan keselamatan kerja dan kebaikan bersama.

Semoga bermanfaat.

«
»

One comment on “Menjadi Seorang Engineer Hebat, Sulitkah? (bagian akhir)”

  1. NG says:

    Thanks for sharing mas andry…. keep our spirit on, even though the environment is less supportive.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *